Astatin adalah suatu unsur kimia radioaktif dengan simbol
At dan nomor atom 85. Unsur
ini merupakan halogen terberat yang dikenal. Astatin diproduksi oleh
peluruhan radioaktif alami, tetapi karena waktu paruhnya yang pendek sehingga hanya ditemukan dalam rentang
beberapa menit. Astatin pertama kali diproduksi
oleh Dale R. Corson, Kenneth Ross MacKenzie, dan Emilio Segre pada tahun 1940.
Tiga tahun berlalu sebelum jejak astatin juga ditemukan dalam mineral alami.
Sampai saat ini, sebagian besar karakteristik fisik dan kimia astatin yang disimpulkan dari
perbandingan dengan unsur lainnya telah
diketahui. Beberapa isotop astatin telah
digunakan sebagai partikel alfa-emitter dalam ilmu pengetahuan, dan aplikasi
medis untuk astatin-211 juga telah diuji. Astatin saat ini merupakan unsur alami
paling langka, diperkirakan kurang dari 30 gram (0,9 ons) yang terkandung dalam
seluruh kerak bumi dalam segala waktu.
Astatin merupakan elemen yang sangat radioaktif, dan
telah dikonfirmasi oleh spektrometri
massa yang menyimpulkan bahwa astatin berperilaku seperti halogen
lainnya, terutama iodin, meskipun
astatin dianggap lebih metalik dari iodin. Para peneliti di Brookhaven National Laboratory telah
melakukan percobaan yang telah diidentifikasi dan diukur reaksi dasar yang
melibatkan astatin. Namun, penelitian kimia astatin dibatasi oleh kelangkaan ekstrim, yang
merupakan konsekuensi dari waktu paruhnya yang sangat pendek. Isotop yang paling stabil memiliki waktu paruh sekitar 8,3
jam. Produk akhir dari peluruhan isotop astatin adalah timbal. Halogen akan berwarna lebih gelap sebanding dengan berat
molekul yang meningkat dan nomor atom. Jadi, mengikuti tren
ini, astatin akan menjadi padat hampir
hitam, yang ketika dipanaskan, menyublim menjadi uap keunguan gelap yang lebih gelap
daripada uap iodin. Astatin diperkirakan dapat membentuk ikatan ionik dengan logam semacam natrium, seperti halogen lain, tetapi dapat diekstraksi dari garam tersebut dengan lebih mudah.
Astatin juga dapat bereaksi dengan hidrogen untuk membentuk astatane, yang bila
dilarutkan dalam air, membentuk asam hidroastatik yang sangat kuat. Astatin juga kurang reaktif dibandingkan iodin.
Keberadaan "eka-yodium" telah diprediksi oleh
Dmitri Mendeleev. Nama “Astatin” diambil dari kata Yunani αστατος (astatos) yang berarti
“tidak stabil” dan pertama kali disintesis pada tahun 1940 oleh Dale R. Corson, Kenneth Ross
MacKenzie, dan Emilio Segre di University of California, Berkeley dengan
membombardir bismut menggunakan partikel alfa.
Meskipun tabel periodik
unsur telah lama diketahui, beberapa ilmuwan masih
mencoba untuk menemukan elemen berikutnya di bawah iodin dalam kelompok
halogen. Zat yang tidak diketahui disebut Eka-iodin sebelum penemuannya, karena nama elemen itu harus disarankan oleh sang penemu. Penemuan
pertama diklaim pada tahun 1931 di Alabama Polytechnic Institute
(sekarang Auburn University) oleh Fred Allison dan rekannya, menyebabkan
nama palsu untuk elemen sebagai alabamine (Ab) selama beberapa tahun. Penemuan ini
kemudian terbukti menjadi salah. Penemuan yang keliru lainnya, dan nama-nama
yang dipilih termasuk nama Dakine, diusulkan pada tahun 1937, oleh kimiawan
Rajendralal De yang bekerja di Dhaka, Bangladesh (yang dulu disebut
British India); dan nama helvetium oleh
Walter Minder, seorang kimiawan Swiss, ketika dia mengumumkan penemuan unsur 85 pada tahun 1940, dengan mengusulkan nama
baru anglohelvetium pada tahun 1942. Butuh waktu tiga tahun sebelum astatin yang
sebenarnya ditemukan sebagai produk dari proses pembusukan alami. Unsur singkat
tersebut ditemukan oleh dua ilmuwan Berta Karlik dan Traude
Bernert.
Astatin terjadi
secara alami dalam tiga seri peluruhan radioaktif alami, tetapi karena waktu paruhnya sangat pendek sehingga hanya
ditemukan dalam waktu beberapa menit. Astatin-218 (218At) ditemukan dalam
seri uranium dan 215At serta 219At dalam seri aktinium. Isotop astatin
alami yang berumur paling panjang adalah 219At dengan paruh waktu 56 detik.
Astatin merupakan unsur alami paling langka, dengan
jumlah total dalam kerak bumi diperkirakan kurang dari 1 ons (28 gram) pada
waktu tertentu. Jumlah ini kurang dari satu sendok teh.
Guinness World of Records yang telah menjuluki astatin sebagai elemen yang
paling langka di Bumi, menyatakan:
“Hanya sekitar
0,9 ons atau
25 gram dari elemen astatin (At) terjadi secara alami”.
Isaac Asimov, dalam sebuah esai di
tahun 1957 tentang angka besar, notasi ilmiah, dan ukuran atom, menulis bahwa di
“Seluruh Amerika Utara dan Selatan dengan kedalaman sepuluh kilometer,
jumlah atom 215At dalam waktu kapanpun hanya sejumlah satu triliun”.
Astatin diproduksi dengan membombardir bismut dengan
partikel alfa energik untuk mendapatkan isotop yang relatif lama 209At sampai 211At, yang
kemudian dapat disuling dari target dengan memanaskannya di udara. Energi dari partikel alfa menentukan
isotop yang dihasilkan nantinya.
Beberapa senyawa astatin telah disintesis dalam jumlah
mikroskopis dan dipelajari seintensif mungkin sebelum disintegrasi radioaktif mereka tidak terelakkan.
Reaksi biasanya diuji dengan larutan encer astatin yang dicampur dengan
sejumlah besar iodin. Iodin bertindak sebagai pembawa, memastikan bahwa ada materi yang cukup untuk
teknik laboratorium seperti filtrasi dan
pengendapan.
Sementara senyawa ini terutama menarik secara teoritis,
sedang diteliti untuk digunakan dalam kedokteran nuklir yang potensial.
Astatin diharapkan membentuk ikatan ionik dengan logam seperti natrium, seperti
halogen lain, tetapi dapat dipindahkan dari garam dengan lebih mudah. Astatin
juga dapat bereaksi dengan hidrogen untuk membentuk hidrogen astatida (HAt), yang bila
dilarutkan dalam air akan membentuk asam hidroastatik.
Beberapa contoh senyawa astatik
adalah:
·
Natrium
astatida (NaAt)
·
Magnesium
astatida (MgAt2)
·
Karbon
tetraastatida (CAt4)
Astatin memiliki 33 isotop yang
telah diketahui, dan semuanya
radioaktif; kisaran nilai massa mereka adalah antara 191 sampai 223. Selain itu, ada juga 23 keadaan metastabil yang
tereksitasi. Isotop dengan waktu paruh hidup
terpanjang adalah 210At,
yang memiliki paruh 8,1 jam; sementara isotop dengan waktu paruh hidup terpendek yang diketahui adalah 213At, yang memiliki paruh
125 nanodetik.
Astatin termasuk dalam golongan halogen sehingga memilki
tujuh elektron valensi yang mengakibatkan unsur-unsur di golongan halogen
sangat reaktif dan biasanya ditemukan dalam bentuk diatomis. Konfigurasi
elektron astatin adalah 2,8,18,32,18,7, dan merupakan atom golongan halogen
terbesar yang diketahui hingga saat ini. Kemungkinan astatin berbentuk
padatan apabila berada dalam suhu ruang.[]
mengapa bahaya astatin belum ditemukan?
ReplyDelete