Dalam
astronomi dan kosmologi, materi gelap adalah materi
yang diduga ada berdasarkan efek gravitasinya pada materi biasa dan
radiasi latarnya, tetapi tidak terdeteksi sebagai emisi radiasi atau radiasi
elektromagnetik yang menyebar.
Materi
gelap dihipotesiskan pertama kali oleh seorang lulusaan ETH seperti Einstein
dan telah menjalani karir profesionalnya di California
Institute of Technology (Institut Teknologi California) atau Caltech.
Namanya adalah Fritz Zwicky. Lahir di Bulgaria pada tahun1898, Zwicky pergi ke
Swiss untuk tinggal bersama kakek dan neneknya saat berusia 6 tahun dan tetap
menjadi warga negara Swiss selama hidupnya. Karena terlalu muda untuk bertempur
dalam Perang Dunia I, Zwicky belajar fisika teoritis di ETH, tempat dia menerapkan
mekanika kuantum pada kristal untuk tesis doktornya pada tahun1922. Pada tahun
1925, Zwicky pindah ke Amerika Serikat karena mendapat beasiswa Rockefeller,
dan memilih untuk belajar di Caltech karena terletak di kaki Gunung Pasadena,
yang sedikit mirip dengan Pegunungan Alpen yang dicintainya. Meskipun
sponsornya, Robert A. Milikan, berharap Zwicky memusatkan pada mekanika
kuantum, tetapi dia justru tertarik pada astronomi. Dia mulai bekerja sama
dengan astronom berbahasa Jerman lainnya, Walter Baade. Di awal karirnya,
Zwicky mempelajari kelompok galaksi yang dikenal sebagai kelompok Coma
Berenices, di dalam daftar Messier disebut M100.
Dengan
menggunakan teknik Doppler yang dirintis oleh Vesto Slipher dan dilaksanakan di
Observatorium Mount Wilson oleh Milton Humason, Zwicky menemukan kecepatan
delapan galaksi di dalam kelompok Coma dan mengukur massa yang dibutuhkan oleh
galaksi tersebut untuk tetap terikat pada kelompoknya secara gravitasional.
Lalu, dia membandingkan massa itu dengan penghitungan massa kelompok
berdasarkan cahaya yang dipancarkannya. Hasilnya, massa yang jauh lebih besar
dibutuhkan untuk menjaga agar kelompok tersebut tidak terpencar. Zwicky
menyebut massa yang hilang ini sebagai “dunkle
materie”, materi gelap. Penghitungannya menunjukkan bahwa harus ada lebih
dari sekadar materi gelap daripada materi biasa di dalam kelompok Coma. Hasil
yang menggegerkan ini diabaikan oleh ahli astrofisika lain selama lebih dari 40
tahun. Mungkin karena diterbitkan di Jerman sebagai “Die Rotverscheibung von Extragalaktischen Nebeln” (Ingsutan Merah
Nebula Extragalaksi) di dalam jurnal kecil, Helvetica
Physica Acta pada tahun 1934.
Sumbangan
besar berikutnya diberikan oleh Vera Rubin dan W. K. Ford pada tahun 1970, yang
pertama kali mempelajari rotasi M31 (Galaksi Andromeda) lalu lebih dari 60
galaksi spiral lainnya. Ternyata semua galaksi ini berotasi lebih cepat
daripada yang bisa didukung oleh massa kasat matanya, sekali lagi menunjukkan
adanya massa tak kasat mata. Setelah lebih banyak bukti percobaan, masalah
menjadi ini terlalu besar untuk diabaikan. Materi gelap tampaknya benar-benar
ada, dan besarnya hampir 10 kali lipat materi biasa (kasat mata) yang bersinar.
Keseluruhan
isi alam semesta bisa diringkas dalam konsep masa/energinya. (Massa dan energi
dikenal sebagai sesuatu yang dapat ditukar satu sama lain melalui persamaan
Einstein yang terkenal, yang telah menghubungkan keduanya: Energi =
(massa)(kecepatan cahaya)2, atau E = mc2. Tabel berikut
menunjukkan perhitungan terakhir untuk isi massa/energi seluruh alam semesta,
beserta komentar singkat mengenai sesuatu yang telah diketahui tentang isinya.
Kandungan Alam Semesta
|
% Massa/Energi Alam
Semesta
|
Komentar
|
Energi gelap
|
73
|
Menyebabkan pengembangan alam semesta yang
makin cepat. Meski tidak terlihat dan sifatnya belum diketahui, efek kuat
energi gelap telah diperhatikan.
|
Materi gelap
|
23
|
Juga belum diamati, tetapi materi gelap
berperan dalam rotasi cepat galaksi dan kelompok-kelompok galaksi.
|
Materi biasa
|
4
|
Bintang, galaksi, dan kelompok galaksi yang
terang yang diamati.
|
Neutrino
|
<1
|
Batas atas untuk massa totalnya sudah
dirancang, tetapi nilai yang sebenarnya belum ditentukan.
|
Dampak
penemuan ini cukup mengejutkan: Meskipun
betul-betul tidak terdeteksi, tetapi energi gelap dan materi gelap dinyatakan
menyusun 96% alam semesta dan mendominasi gerakannya.
Terdapat
tiga cara berbeda untuk menjelaskan sifat dasar materi gelap yang sedang dalam
pertimbangan: materi gelap barionik, materi gelap nonbarionik, atau kemungkinan
kesalahpahaman gravitasi.
1.
Materi Gelap Barionik
Meski sesungguhnya, hanya
proton dan neutron yang merupakan barion, astronom memasukkan elektron di dalam
materi gelap barionik. Intinya adalah, jenis materi gelap ini terdiri atas
partikel-partikel yang telah dikenal, tetapi tidak mengeluarkan radiasi yang
cukup untuk dideteksi.
Contoh-contoh yang
mungkin tentang materi gelap barionik meliputi:
· Materi biasa. Awan-awan helium dan hidrogen tersebar di
seluruh media antargalaksi memenuhi syarat sebagai materi gelap. Ini juga
disebut materi redup.
· MACHO. MAssive Compact Halo Objects
(benda-benda bersinar yang padat dan besar) terdiri atas objek-objek di
jangkauan luar galaksi (halo) yang mempunyai massa, tetapi karena ukurannya
kecil atau radiasinya minimal, maka tidak bisa terdeteksi. Contoh MACHO
meliputi:
a)
Si kerdil cokelat, yang merupakan benda-benda berukuran sedang
yaitu antara ukuran Yupiter dan bintang terkecil, hampir 80 kali massa Yupiter.
Benda-benda ini mungkin terbentuk di waktu yang sama dengan bintang dan planet,
tetapi karena memiliki massa yang tidak cukup untuk memulai fusi nuklir, maka
benda-benda tersebut mendingin dengan lambat dengan cara memancarkan radiasi
yang terlalu redup untuk ditangkap sensor.
b)
Si kerdil putih, bintang neutron, dan lubang hitam, merupakan
sisa-sisa bintang bermassa kecil, sedang, dan besar yang sebelumnya ada, yang
mengeluarkan radiasi yang terlalu kecil (atau tidak ada radiasi, dalam kasus
lubang hitam) untuk bisa dideteksi.
Usaha untuk menemukan
MACHO yang dilakukan saat ini meliputi pengamatan gravitasional dimana cahaya
dari bintang yang jauh dibelokkan oleh adanya MACHO, sehingga secara tidak
langsung mengungkapkan keberadaannya. Hasil dari percobaan-percobaan di Bima
Sakti menunjukkan adanya beberapa MACHO di area luar halo galaksi, meskipun
tidak cukup untuk menyebabkan materi gelap yang begitu banyak.
2.
Materi Gelap Nonbarionik
Materi gelap nonbarionik
mungkin tersusun dari partikel-partikel yang bukan merupakan susunan partikel
dasar yang telah dikenal yang mempunyai massa. Kemungkinan terdapat materi
gelap nonbarionik dingin maupun panas.
· Materi gelap dingin. Materi ini terdiri atas partikel-partikel yang
sangat besar dan bergerak lambat. Partikel-partikel ini disebut WIMP, Weakly Interacting Massive Particles
(Partikel-Partikel Besar yang Berinteraksi Lemah). Tidak seorang pun yang telah
menemukannya secara eksperimental, tetapi beberapa orang mendalilkannya sebagai
bagian dari teori tentang bagaimana partikel-partikel dasar memperoleh massa.
Materi gelap dingin mungkin terdiri atas:
a)
Fotino, merupakan teman supersimetris foton dengan massa 10 sampai
100 kali proton.
b)
Aksion, merupakan partikel hipotesis yang disebutkan untuk
menjelaskan kurangnya sifat tertentu pada neutron dan juga menyebabkan sifat
alam semesta yang tidak simetris dalam pengamatan. Jika aksion memang ada maka,
foton mungkin bergerak bolak-balik dari aksion lalu kembali foton, menyebabkan
variasi di dalam luminositas bintang. Kemungkinan lain adalah aksion mungkin
menghubungkan materi gelap dan energi gelap dengan suatu cara. Aksion adalah
partikel yang eksotis, yang mungkin berhubungan dengan masalah mengenai
bagaimana partikel di alam semesta memperoleh massanya.
c)
Bijih kuark, merupakan kombinasi tidak biasa dan belum diamati
dari enam kuark.
· Materi gelap panas. Materi ini terdiri atas partikel-partikel
bermassa ringan yang bergerak sangat cepat. Neutrino adalah kandidat yang
paling mirip untuk materi gelap panas. Neutrino semula dikira memiliki massa
nol, tetapi percobaan terakhir menunjukkan bahwa mungkin neutrino memiliki
massa yang kecil. Meskipun banyak neutrino di alam semesta, tetapi massa
agregatnya mungkin terlalu kecil sehingga tidak banyak mempegaruhi masalah
materi gelap.
3.
Kesalahpahaman Gravitasi
Galaksi masih tetap
dimodelkan seakan-akan merupakan kumpulan partikel yang mematuhi Hukum Newton.
Meskipun teori gravitasi telah bertahan dalam berbagai percobaan, beberapa
percobaan baru mengungkapkan pentingnya modifikasi jarak antar galaksi.[]
No comments:
Post a Comment